Minggu, 25 September 2016

Bagaimana Cara Kemoterapi Melawan Kanker? Apa Efeknya?

Apa itu Kemoterapi ? 

 

Bagaimana Cara Kemoterapi Melawan Kanker? Apa Efeknya?,- Kemoterapi adalah salah satu metode pengobatan penyakit kanker. Fungsi utamanya adalah menghancurkan dan membunuh sel kanker. Kemoterapi dapat memperlambat pertumbuhan sel kanker atau menghentikan pertumbuhannya secara total. Pembelahan sel kanker terjadi sangat cepat, oleh karena itu target utama kemoterapi adalah fase-fase pembelahan tersebut.


Kemoterapi efektif, tapi juga akan berakibat pada sel-sel lain yang membelah dengan cepat, seperti sel-sel pada mulut, kulit kepala (folikel / akar rambut), dan usus. Efek tersebut menghasilkan gejala-gejala seperti sariawan, rambut rontok, dan muntah-muntah. Efek samping inilah yang biasanya membuat orang takut akan kemoterapi meski sebenarnya setelah kemoterapi selesai, kasus rambut rontok dan beberapa efek samping lainnya akan menghilang.

Mampukah Kemoterapi Menyembuhkan Kanker?

Sulit untuk menyebutkan pernyataan “Ya, bisa!” tanpa fakta-fakta langsung dari pasien yang menjalani terapi ini. Tapi, jelasnya, jika kanker telah mencapai stadium (tahap) 4, kesempatan sembuh sangat kecil.

Kemoterapi sebenarnya bukan hanya metode pengobatan kanker yang digunakan pada stadium-stadium akhir saja, tapi juga pada terapi stadium awal (terapi adjuvant), dan bahkan juga digunakan sebelum dokter bedah memotong tumor (terapi neoadjuvant).

Pada tahap awal kanker, kemoterapi dapat digunakan untuk membasmi sel kanker hingga pada titik dimana sel tersebut tidak dapat tumbuh kembali. Untuk memastikan, perkembangan pasien dipantau hingga 5 tahun. Jika tidak terjadi pertumbuhan lagi, maka kemoterapi bisa disebut menyembuhkan. Pada tahap awal dan akhir, kemoterapi bisa menghambat kanker, dan menghentikan pembesaran dan penyebarannya ke organ-organ lain.

Di tahap atau stadium paling akhir, kemoterapi (meskipun tidak bisa lagi mengendalikan penyebaran kanker) setidaknya bisa meringankan gejala-gejala yang muncul dan mengecilkan tumor yang menyebabkan pasien kesulitan bernapas dan rasa nyeri.

Dengan memahami efek kemoterapi di atas, anda setidaknya bisa mengetahui bahwa tingkat keberhasilan utamnaya ditentukan oleh tingkat atau stadium perkembangan kanker. Namun demikian, ini bukan faktor mutlak. Sudah banyak bukti bahwa kondisi mental penderita (kemauan untuk sembuh, berjuang melawan kanker) juga menjadi salah satu faktor kesembuhan.

Apa saja Efek Samping Kemoterapi?


Banyak pasien kanker yang hendak menjalani kemoterapi memiliki ketakutan-ketakutan dan merasa ragu untuk menjalaninya; hal ini disebabkan oleh berbagai efek samping kemoterapi. Ini wajar.
Sebagaimana yang telah disebutkan, karena kemoterapi mentarget fase pembelahan sel yang terjadi secara cepat, maka efeknya juga terasa pada sel selain kanker. Hasil yang terlihat adalah kerontokan rambut, bibir kering, sariawan, hingga mual dan muntah. Tapi sebenarnya efek samping tersebut bisa ditanggulangi dengan metode-metode pengobatan tertentu.
Kemoterapi vs Metode Lain?

Banyak pasien, yang merasa kemoterapi sangat memberatkan, memilih cara-cara pengobatan alternatif, yang terkadang menghabiskan uang jauh lebih banyak dari biaya kemoterapi. Kebanyakan mendapatkan kembali kankernya setelah beberapa tahun. Bahkan ada pula yang akhirnya sampai pada stadium akhir tanpa hasil.

Bukan berarti cara-cara pengobatan kanker alternatif tidak efektif. Hanya saja, kesuksesan pengobatan tersebut sekedar didasarkan pada satu atau dua kasus saja, yang seringkali ditonjolkan pada brosur-brosur atau media promosi lainnya. Dari setiap kasus yang berhasil, ada pula kasus yang gagal diobati. Pasien-pasien yang gagal tersebut kemudian kembali pada cara pengobatan medis, dan sayangnya sebagian dari mereka datang setelah masuk pada stadium kritis.

Sama juga dengan pengobatan modern atau pengobatan Barat (kemoterapi dan terapi-terapi sejenis), metode pengobatan alternatif bisa saja akan berefek baik bagi penyembuhan kanker seorang pasien, namun gagal untuk menyembuhkan pasien lainnya. Bedanya, praktek pengobatan kemoterapi biasanya disertai dengan data analisis perkembangan yang lengkap dan dilakukan bertahap, sehingga persentase keberhasilannya bisa disampaikan dengan jelas kepada pasien atau pihak dari pasien. Misalnya: tingkat respon: 70%, kelangsungan hidup total: 3 tahun.

Banyak orang yang menggunakan metode medis seperti kemoterapi bisa disembuhkan. Beberapa lainnya bisa bertahan hingga 7 tahun atau 3 tahun, atau hanya 6 bulan.
Hmm, Tampaknya Kemoterapi dan Kanker Cukup Rumit ya…

Ya, apa yang biasanya para pasien kanker dengar dari ahli atau dokter onkologi (onkolog) mereka mengenai persentase, rasio, analisa, dan perhitungan lainnya memang tampak rumit. Namun demikian, itulah kebenaran yang harus disampaikan.

Pengobatan alternatif jauh lebih menggiurkan dan mudah dicerna dalam hal menyampaikan perkiraan. Promo yang didengar biasanya seputar “Pasien A yang menggunakan pengobatan alternatif Z tampak segar bugar dan bisa menjalani kehidupannya seperti biasa”. Tapi mereka tidak pernah menceritakan tentang pasien B, C, D dan seterusnya yang tidak dapat bertahan. 

Pada pengobatan medis, banyak juga yang bisa sembuh atau bisa bertahan hidup dalam jangka waktu lama. Hanya saja, ahli atau dokter onkologi biasanya akan menyampaikan kriteria dan statistik pasien yang bisa sembuh, bertahan lama, dan yang tidak. Inilah yang biasanya dihindari dan ditakuti oleh pasien. Orang-orang cenderung menyukai cerita-cerita yang penuh harapan dibanding statistik. Tapi bagaimanapun juga, jika seorang pasien memutuskan menggunakan pengobatan alternatif, dia wajib untuk mengetahui statistik tersebut dari ahli terapi pilihannya.

Itulah informasi penting yang dapat kami sampaikan untuk anda, semoga bermanfaat :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar